BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 13 Mei 2011

Kepemimpinan dalam Islam


Nama : Win Achjani
Nim : 07.11.338
Kelas : Man SDM Pagi
PENDAHULUAN
Allah SWT menciptakan manusia untuk patuh dan tunduk kepada-Nya. Juga manusia ini diciptakan Allah SWT untuk menjadi pemimpin di muka bumi dan menyeru kepada amar ma’ruf nahi munkar.
Masalah kepemimpinan merupakan persoalan yang sangat penting dan strategis. Karena ia sangat menentukan nasib sebuah masyarakat dan bangsa. Sejarah telah membuktikan bahwa salah satu ciri masyarakat yang unggul dan menguasai peradaban adalah masyarakat yang memiliki pemimpin yang berwibawa, tegas, adil, berpihak pada kepentingan rakyat, memiliki visi yang kuat dan mampu menghadirkan perubahan ke arah yang lebih baik. Ajaran Islam secara tegas menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan variabel yang tidak boleh diabaikan dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Al Qur’an telah banyak memberikan gambaran tentang adanya hubungan positif antara pemimpin yang baik dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Islam telah mengingatkan umatnya untuk berhati-hati di dalam memilih pemimpin. Sebab salah dalam memilih pemimpin berarti turut berkontribusi dalam menciptakan kesengsaraan rakyat. Tanggung jawab seorang pemimpin sangat besar, baik di hadapan Alah maupun di hadapan manusia.
Bicara soal “pemimpin” persepsi kita selama ini memang terbatas hanya pada orang-orang yang memiliki jabatan dalam organisasi/instansi atau lembaga tertentu. Padahal yang disebut pemimpin bukan hanya mereka. Sesungguhnya kita semua adalah pemimpin, sebagaimana ditegaskan dalam hadits diatas. Meskipun dalam sekala paling kecil.
Beberapa profesi dibawah ini juga mengemban tugas kepemimpinan, namun kita sering melupakan bahwa mereka sebenarnya pemimpin.
Guru / Ustadz adalah§ pemimpin bagi muridnya. §
Mandor adalah§ pemimpin bagi kuli – kulinya.§
Sopir adalah§ pemimpin bagi segenap penumpang dalam kendaraannya.§
Juru parkir / Satpam adalah§ pemimpin dalam area tugasnya.
Hakim adalah§ pemimpin dalam persidangan. §
Ayah adalah§ pemimpin dalam keluarganya. §
Seorang kakak pun dengan sendirinya adalah§ pemimpin bagi adik-adiknya. §
Mereka semua juga wajib mempertanggungjawabkan kepemimpinan mereka. Bahkan sekali pun hanya seorang diri, kita juga pemimpin. Setidaknya kita harus mengendalikan hawa nafsu kita, dan mengontrol perilaku atau anggota badan kita sendiri, yang kesemuanya itu kelak harus kita pertanggungjawabkan kepada Allah SWT.
Dengan demikian, setiap orang Islam harus berusaha untuk menjadi pemimpin yang paling baik dan segala tindakannya tanpa didasari kepentingan pribadi atau kepentingan golongan tertentu. Akan tetapi, pemimpin yang adil dan betul-betul memperhatikan dan berbuat sesuai dengan aspirasi rakyatnya, sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT. Dalam Al-Qur’an.
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ…
Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan…’’

…وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
Artinya:
“…Hendaklah kamu Berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang Berlaku adil.”
Ayat diatas jelas sekali memerintahkan untuk berbuat adil kepada setiap pemimpin apa saja dan dimana saja. Seorang raja misalnya, harus berusaha untuk berbuat seadil-adilnya dan sebijaksana mungkin sesuai dengan perintah Allah SWT. Dalam meminpin rakyatnya sehingga rakyatnya hidup sejahtera.
Sebaliknya, apabila raja berlaku semena-mena, selalu bertindak sesuai kemauannya, bukan didasarkan peraturan yang ada, rakyat akan sengsara. Dengan kata lain, pemimpin harus menciptakan keharmonisan antara dirinya dengan rakyatnya sehingga ada timbal balik diantara keduanya.
Begitu pula para suami, isteri, penggembala dan siapa saja yang memiliki tanggung jawab dalam memimpin harus berusaha untuk berlaku adil dalam kepemimpinannya sehingga ia mendapat kemuliaan sebagaimana janji Allah SWT. Yang disebutkan dalam salah satu hadits Nabi Muhammad SAW. Bahwa para pemimpin seperti itu (yang adil) termasuk salah satu golongan dari tujuh golongan yang akan memperoleh naungan, kecuali Arasy di hari kiamat, yakni pada hari yang tidak ada naungan kecuali atas izin Allah SWT.
Dalam pandangan Islam, seorang pemimpin adalah orang yang diberi amanah oleh Allah SWT. Untuk memimpin rakyatnya, yang diakhirat kelak akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah SWT sebagaimana telah dijelaskan diatas. Dengan demikian, meskipun seorang pemimpin dapat meloloskan diri dari tuntutan rakyatnya, karena ketidak adilannya, misalkan, ia tidak akan mampu meloloskan diri tuntutan Allah SWT kelak di akhirat.
Oleh karena itu, seorang pemimpin hendaknya jangan menganggap dirinya sebagai manusia super yang bebas berbuat dan memerintah apa saja kepada rakyatnya. Akan tetapi sebaliknya, ia harus berusaha memosikan dirinya sebagai pelayan dan pengayom masyarakat, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran :
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ

0 komentar: